Apa itu Pestisida?
Menurut The United States Environmental Control Act, Pestisida merupakan semua zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia.
Atau dengan kata lain pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Pestisida dapat digolongkan berdasarkan OPT sasarannya yaitu:
- Insectisida, yang digunakan untuk mengendalikan hama berupa serangga. Kelompok insectisida dibedakan menjadi dua, yaitu ovisida (mengendalikan telur serangga) dan larvisida (mengendalikan larva serangga).
- Akarisida, yang digunakan untuk mengendalikan akarina (tungau atau mites).
- Moluskisida, yang digunakan untuk mengendalikan hama dari bangsa siput (moluska).
- Rodentisida, yang digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat (tikus).
- Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematode.
- Fungisida, digunakan untuik mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan (jamur atau fungi).
- Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh baktreri.
- Herbisida, digunakan untuk mengendalikan gulma (tumbuhan pengganggu).
- Algisida, digunakan untuk mengendalikan ganggang (algae).
- Piskisida, digunakan untuk mengendalikan ikan buas.
- Avisida, digunakan untuk meracuni burung perusak hasil pertanian.
- Repelen, pestisida yang tidak bersifat membunuh, hanya mengusir hama.
- Atraktan, digunakan untuk menarik atau mengumpulkan serangga.
- ZPT, digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman yang efeknya bisa memacu pertumbuhan atau menekan pertumbuhan.
- Plan activator, digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan tumbuhan sehingga tahan terhadap penyakit tertentu.
Insektisida digunakan sebagai pengendali hama tanaman,fungisida sebagai pengendali jamur patogen tanaman dan bakterisida sebagai pengendalian bakteri patogen pada tanaman.
Dalam penerapan di lapangan, seringkali untuk mencapai kerja praktis dan bekerja maksimal, biasanya petani mencampur pestisida satu dengan yang lain.Tidak hanya dua atau tiga jenis pestisida, bahkan ditemukan pencampuran bisa lebih dari lima jenis pestisida.
Bisa jadi pencampuran berbagai jenis pestisida menjadi tidak tepat, sehingga berpengaruh terhadap efektivitas kerja setiap bahan aktif dari jenis pestisida yang digunakan dan juga mengurangi efisiensi biaya.
Akan tetapi jika dalam mencampur pestisida tepat sasaran akan menghemat biaya produksi dan juga membuat hama tidak menjadi resisten.
Berikut cara mencampur pestisida yang baik dan tepat:
Kenali bentuk pestisida
Secara umum, bentuk pestisida ini terbagi menjadi dua yakni padat dan cair.
Pestisida yang berbentuk padat ini terbagi menjadi delapan di antaranya:
granule (G)
water granule (WG)
wettable powder (WP)
soluble powder (SP)
soluble granule (SG)
soluble dust (SD)
seed treatment (ST) serta
ready mix bait (RMB).
Sedangkan untuk jenis cairnya adalah :
emulsible concentrate (EC)
soluble liquid (SL)
water soluble concentrate (WSC)
aquaeous solution (AS)
ultra low volume (ULV) dan
flowable in water (FW).
Untuk cara kerjanya juga terbagi menjadi dua yakni sistemik dan kontak. Sistemik di sini adalah cara kerjanya diserap oleh bagian tanaman seperti melalui akar, daun dan batang. Lalu, untuk cara kerja kontak memiliki cara kerja di luar bagian tanaman tersebut. Sehingga tidak bisa diserap langsung oleh tanaman.
Cara mencampur pestisida
Mencampur pestisida memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Anda pun harus menentukan pestisida mana yang bisa dicampur dan tidak. Sebab reaksi kimia dari pestisida yang berbeda justru akan mematikan tanaman itu sendiri. Selain itu juga membahayakan kesehatan manusia. Agar terhindar dari hal tersebut, ada baiknya Anda menyimak cara mencampur pestisida dengan benar berikut ini.
• Campur pestisida yang tidak sejenis
Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan adalah perhatikan jenis dan golongan pestisida yang akan digunakan. Sebaiknya janganlah sesekali mencampur pestisida dengan jenis yang sama. Contohnya saja untuk pestisida Dithane dengan Antila ataupun Victory. Kedua jenis tersebut mengandung bahan aktif sama yakni mankozeb. Dengan begitu, ini akan membuat Anda semakin boros.
Kemudian, risiko jika Anda mencampur pestisida dengan golongan yang sama dapat terjadi reaksi. Bila terjadi gumpalan karena reaksi, maka jangan dicampur. Ada baiknya untuk menggunakannya secara bergantian. Apabila dilakukan penyemprotan tentu hasilnya tidak akan merata.
• Jangan campur pesitisida yang punya cara kerja sama
Cara mencampur pestisida yang kedua selain tidak boleh mencampur pestisida dengan kandungan yang sama, juga dianjurkan tidak boleh mencampur pestisida dengan cara kerja yang sama. Dalam hal ini bisa dicontohkan ketika Anda mencampur pestisida dengan cara kerja sistemik dengan sistemik. Hal ini akan menghasilkan pestisida yang sama pula dan cenderung kurang efektif. Maka, Anda perlu untuk mencampur pestisida yang memiliki cara kerja kontak dengan cara kerja sistemik.
Melarutkan pestisida
Berikutnya untuk langkah ketiga ialah melarutkan pestisida. Cara mencampur pestisida dengan metode pelarutan ini memang tidak mudah dan Anda perlu mengurutkannya berdasarkan jenis dan bahannya. Anda perlu melarutkan pestisida yang tersulit dahulu ke larutan yang mudah larut. Jika dirunut maka urutannya ialah:
1) Pestisida yang berbentuk butiran seperti G dan WG
2) Kemudian lanjutkan dengan pestisida yang berbentuk bubuk seperti WP, SP, dan SD
3) Barulah yang ketiga Anda bsia mencampurkan dengan pestisida yang berbentuk larutan atau cairan. Jenis ini di antaranya EC dan SL.
Jika sudah tercampur semua dengan benar dan tepat dalam satu larutan, Anda bisa menambahkan pupuk daun maupun bahan perekat. Tujuannya adalah untuk mencapai tingkat efektivitas yang tinggi dan bisa menghemat waktu dan biaya.